Band pengusung trash metal dengan independensi kreatifitas personil menjadi konsep utamanya ini, berdiri di Bekasi pada pertengahan 2006. Nama AFTERMATH tercetus pada awal pertemuan visi dari kedua personil awal band ini, Rully & Wawan, saat mereka memutuskan untuk membentuk band dengan core-vision Contra-Zionism.
AFTERMATH terbentuk dengan line up awal yang terdiri dari : Wawan (vocals), Adi (guitar), Andri (guitar), Echa (bass), dan Rully (drums). Dikarenakan sesuatu hal, maka Andri & Echa terpaksa hengkang dari band ini, maka selanjutnya posisi yang ditinggalkan mereka dilengkapi oleh Jundy & Alen, keduanya bersama Rully sebelumnya pernah membentuk band dengan nama FROM BEGINNING. Pada awal 2007, dikarenakan tuntutan kesibukan luar, Jundy memutuskan untuk meninggalkan Aftermath. Posisi yang kosong langsung diisi oleh Renno. Kehadiran personil terakhir ini melahirkan formasi baru yaitu : Wawan (vocals), Adi (guitar), Renno (guitar/vocal), Alen (bass/vocal), Rully (drums). Chemistry yang tercipta dari line up AFTERMATH terakhir inilah yang akhirnya semakin mendorong kedewasaan karakter musik yang mereka mainkan hingga saat ini.
Lirik pada lagu-lagu Aftermath sarat dengan nuansa epic, banyak bercerita tentang permasalahan yang timbul dari berbagai isu-isu klise global yang meresahkan, yang justru dapat disikapi sebagai sebuah preparasi mental positif bagi generasi kontemporer, untuk kemudian diaplikasikan secara aktual. Dengan warna musik yang banyak terinspirasi oleh band-band antara lain Scar symmetry, Killswitch engage, Arch Enemy, Amorphis, Children of Bodom, Devildriver,Omnium gatherum, Ensiferum, In Flames & Night In Gales, groundbreaking performance mereka tanggal 19 November 2006 pada acara ‘SUNDAY HEROES’ yang diadakan di Dejavu CafĂ©, Sarinah, Jakarta cukup membuktikan bahwa band ini pantas untuk diperhitungkan dalam dunia musik, khususnya di blantika metal tanah air.(mix2)